berbagi ilmu itu sangat baik dengan cara mengamalkan apa yang kita tahu itu baik untuk yang lain.

berbagi ilmu itu sangat baik dengan cara mengamalkan apa yang kita tahu itu baik untuk yang lain.

Minggu, 08 Mei 2011

Orang-Orang Yang Didoakan Oleh Para Malaikat



~Orang-Orang Yang Didoakan Oleh Para Malaikat~

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillaah...

Sahabat,

Insya Allah berikut inilah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”. (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.

Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa “sunnah” (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)
***

 smoga bermanfat,
Aamiin...
by:
Syaikh Dr. Fadhl Ilahi,
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=172850779435976&set=t.100002079837505&type=1

Tuntunan untuk calon suami dan istri : BEBERAPA NASEHAT UNTUK SUAMI ISTRI

~~**BEBERAPA NASEHAT UNTUK SUAMI ISTRI**~~


Nasihat ini mengajarkan pada calon suami-istri

untuk bisa

mempelajari kenyataan hidup bahwa kebahagiaan

bahtera

rumah tangga hanya bisa digapai dengan

pergaulan yang

baik dan lemah lembut antar keduanya. Pergaulan

yang

baik akan mampu menghantarkan pasangan

suami intri

kepada masa – masa bahagia dan kehidupan yang

menyenangkan.

Nasihat Untuk Calon Istri

Jagalah kemuliaanmu. Jangan pernah kamu

menyakiti

ayah dan ibumu. Bila kau menikah, maka

hormatilah

suamimu dan hargailah ucapannya. Jaga

kehormatan

suamimu karena engkau adalah laksana pakaian

baginya

yang mampu menampakkan kebaikannya dan

menutupi

kekurangannya. Pergunakanlah waktu

kedatangannya dari

pekerjaannya. Jadilah kau orang yang

menyenangkannya

dengan senyum dan kasih sayangmu padanya.

Jangan

pernah kau durhaka pada suami dalam keadaan

apapun,

khususnya di saat ia sedang dalam kondisi sulit.

Ingatlah,

wanita dikatakan sebagai golongan yang paling

mudah

mendapatkan surga sekaligus paling mudah

mendapatkan

bagian neraka. Mudah baginya memasuki surga

karena dia

hanya perlu berbuat kebaikan dan taat kepada

suaminya

dan mudah baginya mendapat balasan neraka

apabila ia

mendurhakai dan menghina suaminya sendiri.

Oleh

karenanya, peluang inilah yang harus kau rebut

dengan

taat dan menghargai suamimu. Keras kepala dari

kedua

belah pihak hanya bisa diselesaikan dengan

pemutusan

hubungan suami isteri dan itu sangat tidak baik

untukmu.

Edifikasikan keluarganya dengan semua yang baik.

Hormatilah ibunya dan ketahuilah bahwa ia tetap

menjadi

ibunya walau ia kini telah menjadi suamimu. Allah

telah

mewajibkan suamimu untuk tetap taat kepada

ibunya dan

mencintainya dengan tulus sebagaimana kelak

anak

keturunanmu pun diwajibkan hal yang sama

terhadapmu.

Hormati pula ayahnya dan jadikanlah ia laksana

ayahmu.

Anak – anakmu adalah bagian dari tubuh dan

darahmu.

Jadikanlah prioritas utamamu untuk dapat merawat

mereka dengan penuh kasih. Jadikanlah pula

mereka

generasi yang bahagia dan mencintai negerinya

dan

keluarganya. Engkau adalah ratu di rumahmu dan

kau

mengendalikan kerajaan kecil di rumahmu.

Karenanya

siapkanlah kemampuan hingga kau mampu

menanggung

amanat tersebut dan kaupun kelak mendapatkan

keridhoan Ilahi.

Nasihat Untuk Calon Suami

Jadilah kau raja di rumahmu. Cintailah isterimu

dengan

tulus dan jadikanlah ia sebagai ratumu. Buat ia

bangga

menjadi permaisuri di kerajaanmu dengan

berlandaskan

cinta kasih dan ketaatan kepada Allah SWT.

Berikanlah

dirinya makanan yang cukup dan persembahkan

untuknya beragam jenis pakaian. Belikan untuknya

minyak

wangi karena wanita menyukai minyak wangi.

Buatlah

dirinya bahagia selama kau hidup dan berilah

nafkah yang

baik dan halal untuk isteri dan anak – anakmu.

Sesungguhnya seorang istri laksana cermin bagi

suaminya dan menjadi bukti akan apa yang

diusahakannya dalam mencapai kebahagiaan

ataupun

kesengsaraan. Engkau adalah laksana pakaian

baginya

yang mampu menampakkan kecantikan diri dan

pribadinya serta menutupi setiap kekurangannya.

Jangan

terlalu keras dalam rumah tanggamu karena isteri

diciptakan dari tulang rusukmu, bagian dari dirimu.

Tulang

rusuk berada di tempat yang terlindung sehingga

isterimu

pun ada untuk kau lindungi. Sebagaimana tulang

rusuk

yang bengkok, berwasiatlah yang baik terhadap

isterimu

karena jika engkau keras dalam meluruskan maka

ia akan

patah dan jika engkau biarkan maka selamanya ia

akan

bengkok.

Engkau adalah imam dan pemimpin dalam

keluarga

sehingga berilah contoh yang baik. Sikap lemah

lembut

akan mampu menggetarkan hati wanita disaat ia

melakukan suatu kesalahan ataupun saat ia

melakukan

satu perbuatan buruk. Berikanlah apapun yang

diinginkannya selama kau mampu

mewujudkannya.

Berikan pula padanya kesenangannya hingga ia

pun akan

menyenangkanmu dan membuatmu bahagia. Bila

tidak

demikian maka hidupmu akan hancur berantakan.

Dekatkan dirimu kepadanya dan panggillah dirinya

dengan

panggilan yang menyenangkan. Ingatlah, sebaik

apapun

istri yang Allah kirimkan untukmu, kalau pikiranmu

sibuk

membayangkan tentang kekurangannya maka

engkau

akan dapati kekurangan dan keburukan sebanyak

yang

engkau sanggup untuk mencatatnya. Akan tetapi

jika

engkau menyibukkan diri melihat kelebihan dan

kebaikannya, maka engkau akan dapati kebaikan

sebanyak

yang ada pada dirinya dan itu akan

membahagiakan

hidupmu. Oleh karena itu, hormatilah dirinya dan

tunjukkanlah rasa kasih sayangmu yang konsisten.

Disamping itu, sayangi dan hormati orang tuanya

sebagaimana orang tuamu sendiri. Kemudian

jangan

sekali – kali membuat ibumu marah kepadamu

karena

rintihannya akan langsung didengarkan oleh Allah

dan

kaupun akan mendapatkan hukuman – Nya.

Diposkan oleh :Ika Galuh Prasetyo
http://ahayafirdaus.blogspot.com/2011/01/beberapa-nasehat-untuk-suami-istri.html

APAKAH TUHAN ITU BERJENIS KELAMIN?....



Konsep Islam teologikal fundamental ialah tauhid-kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Allāh; kebanyakan ilmuwan percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh ‘ (dewa, bentuk maskulin), bermaksud “Tuhan” (al-ilāh ‘), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari Arami Alāhā. Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian Baru dan Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhid dituangkan dalam syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:
لا إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada Tuhan Melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah

Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
  1. Katakanlah: “Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
  2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
  3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
  4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Nama “Allah” tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur’an dikatakan:
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”. (Asy-Syu’ara’[42]:11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Ta Ha [20]:14)
Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat Islam percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran Trinitas dimana hal ini dianggap Politeisme.
Mengutip al-Qur’an, An-Nisa’[4]:71:
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan :”Tuhan itu tiga”, berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara”.
Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (Asy-Syu’ara’ [42]:11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (asma’ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada al-Qur’an.
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam

Shalat dan Sujud Syukur serta Doanya




Shalat dan Sujud Syukur serta Doanya

Sebagai seorang muslim kita sangat dianjurkan agar selalu memanjatkan rasa syukur kepada Allah swt. Terutama ketika kita memperoleh nikmat dari-Nya atau diselamatkan dari suatu musibah. Adapun cara menyampaikan rasa syukur kepada-Nya Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa) telah mencontohkan kepada kita, antara lain melalui shalat, sujud dan doa.

Tentang mensyukuri nikmat Allah swt menegaskan di dalam firman-Nya: “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahnya. Tetapi, jika kamu mengingkarinya sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7).

Shalat Syukur
Shalat syukur dilakukan dua rakaat, dengan niat menyampaikan rasa syukur kepada Allah swt. Caranya:
· Rakaat pertama: membaca surat Fatihah dan surat Al-Ikhlash.
· Rakaat kedua: membaca surat Fatihah dan surat Al-Kafirun.
· Dalam ruku’ dan sujud pada rakaat pertama, sesudah membaca tasbih, membaca:

اَلْحَمْدُ للهِ شُكْرًا شُكْرًا وَحَمْدًا حَمْدًا
Alhamdulilâhi syukran syukran, wa hamdan hamdan
Segala puji bagi Allah; terima kasih, terima kasih, dan segala pujian kusam-paikan kepada-Nya.

· Dalam ruku’ dan sujud pada rakaat kedua, sesudah membaca tasbih, membaca:

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي اسْـتَجَابَ دُعَآئِي وَاَعْطَانِي مَسْأَلَتِي
Alhamdulillâhil ladzistajâba du’-âî wa a’thânî mas-alatî.
Segala puji bagi Allah yang telah mengijabah doaku dan memberi permohonanku.

Sujud Syukur
Sujud syukur sangat dianjurkan dilakukan setiap sesudah wirid shalat-shalat wajib. Dan setiap kita mendapat nikmat dari Allah swt atau terhindar dari suatu musibah. Bacaan dalam sujud syukur:

سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبِّي حَقَّا حَقَّا، سَجَدْتُ لَكَ يَارَبِّ تَعَبُّدًا وَرِقًّا. اَللَّهُمَّ اِنَّ عَمَلِي ضَعِيْفٌ فَضَاعِفْ لِي. اَللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تُبْعَثُ عِبَادُكَ وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
Subhânakallâhumma Anta Rabbî haq-qan haqqâ, sajadtu laka yâ Rabbî ta-’abbudan wa riqqâ. Allâhumma inna ‘amalî dha’îfun fadha’i lî. Allâhumma qinî ‘adzâbaka yawma tub’atsu ‘ibâduka wa tub ‘alayya innaka Antat tawwâbur Rahîm.

Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkaulah Tuhaku yang sebenarnya, aku sujud kepada-Mu ya Rabbi sebagai pengabdian dan penghambaan. Ya Allah, sungguh amalku lemah, maka lipat gandakan pahalanya bagiku. Ya Allah, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan, terimalah taubatku, sesunguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang.

Atau membaca (100 kali):
شُكْرًا شُكْرًا
Syukran syukran
Terima kasih, terima kasih ya Allah

Tata cara shalat dan sujud syukur ini dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga.

Doa Syukur
Doa syukur yang dicontohkan di dalam Al-Qur’an:

رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلَى وَالِدَيَّ وَ أَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَ أَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ.
Rabbî awzi’nî an asykura ni’matakal latî ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya, wa an a’mala shâlihan tardhâhu, wa adkhilnî birahmatika fî ‘ibâdikash shâlihîn.
“Duhai Tuhanku, karuniakan padaku ilham agar aku selalu mensyukuri nikmat-Mu yang Kau anugrahkan padaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku selalu beramal shaleh yang Kau ridhai. Dengan rahmat-Mu masuk ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.” ( An-Naml/27: 19).

Secara lebih khusus doa berikut ini oleh orang-orang yang telah mencapai usia 40 tahun:
Allah swt berfirman: “…sehingga ketika ia telah dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, ia berdoa:

رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلَى وَالِدَيَّ وَ أَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَ أَصلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَ إِنِى مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
Rabbî awzi’nî an asykura ni’matakal latî ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya, wa an a’mala shâlihan tardhâhu, wa ashlihlî fî dzurriyyatî, innî tubtu ilayka wa innî minal muslimîn.

“Duhai Tuhanku, karuniakan padaku ilham agar aku selalu mensyukuri nikmat-Mu yang Kau anugrahkan padaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku selalu beramal shaleh yang Kau ridhai. Karuniakan padaku kebaikan dalam keturunanku, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Al-Ahqaf/46: 15).

Wassalam

KUTIPAN: Syamsuri Rifaihttp:
//www.facebook.com/photo.php?fbid=189991901032883&set=a.179640082068065.39272.100000662222726&type=1

MARAH ADALAH HAL YANG MERUGIKAN DIRI KITA SENDIRI



Semoga bermanfaat untukku dan untukmu.
--------------------------
-----------------------
Sahabatku, Jangan Marah! (Sebuah Nasehat Agar Selalu Bisa Menjaga Diri Dari Amarah)
-------------------------------------------------
(Arrahmah.Com) - Marah, sepertinya hal yang sering kita lakukan, entah itu kepada orang yang tidak kita suka, kepada temen, saudara, pasangan hidup kita atau mungkin kepada anak kita. Apalagi di saat kita pulang kerja, badan capek, letih, di rumah ada masalah, kayaknya pengennya marah-marah.

Coba kita latih untuk meredam emosi kita. Soalnya sebagai orang beriman ada beberapa dalil yang perlu kita perhatikan, di dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits banyak yang memerintahkan kita untuk menahan marah.

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran - 134)

Dari Abu Hurairah Ra., seorang lelaki berkata pada Rasulullah Saw, berilah saya nasehat. Rasulullah Saw bersabda "Janganlah engkau marah" Rasulullah mengulang-ulang pada ucapannya. (HR. Bukhari)

Banyak Hikmah Yang Kita Dapat Dari Menahan Emosi Kita.

1. Mungkin ada hikmah dari yang membuat kita emosi.

Di dalam surat Al-Baqarah ayat 216 diterangkan,

"Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia sangat baik untukmu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kalian tidak mengetahui."

Dari ayat ini kita bisa ambil hikmah dari sesuatu yang membuat kita emosi bukan berarti buruk untuk kita, mungkin sesuatu yang baik untuk kita, jadi jangan marah dulu, renungkan masalah yang sedang menimpa kita. Atau malah marah kita hanya untuk menutupi kekurangan kita.

2. Tidak ada penghalang antara do'a kita dan Allah.

Nah, kalau yang membuat emosi kita itu sifatnya penganiayaan pada diri kita, kita juga tidak perlu emosi, karena dengan bersabar terhadap penganiayaan itu, adalah sesuatu yang sangat hebat, yaitu doa orang yang dianiaya wajib dikabulkan oleh Allah SWT.

"Takutlah kamu pada do'anya orang yang dianiaya, maka sesungguhnya do'anya orang yang dianiaya tidak ada penghalang antara do'a dan Allah." (HR. Tirmidzi)

3. Akan menjadi orang terkuat.

Di dalam hadits Rasulullah Saw bersabda :

"Orang yang kuat bukanlah orang yang hebat dalam bertengkar, sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan emosi ketika harus marah." (HR. Bukhari)

Bukti orang yang emosi lemah dibuktikan oleh Muhammad Ali dengan julukan si mulut besar, setiap akan melakukan pertandingan dia selalu melakukan psi-war ke lawan mainnya, tujuannya supaya lawannya terpancing emosinya saat bertanding, jika emosinya sudah terpancing mainnya tidak bisa konsentrasi jadilah Muhammad Ali sebagai pemenang dalam pertandingan itu. (Hehehe...)

Imbalan Yang Akan Diterima Disisi Allah :

1. Allah akan memasukkan kedalam Surga.

Dalam surat Ali Imran 133-134 Allah Swt berfirman,

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

2. Menjadi pemimpin ahli Surga.

"Barangsiapa yang dapat menahan marah ketika dia harus marah maka Allah akan memanggilnya bersama para pemimpin mahluk sehingga dia disuruh memilih bidadari yang dia mau." (HR. Tirmidzi)

Cara Mencegah Marah :

1. Berwudhu.

"Sesungguhnya marah-marah dari Setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan sesungguhnya api dimatikan dengan air. Maka ketika salah satu kalian marah-marah maka hendaklah berwudhu." (HR. Abu Dawud)

2. Rubah posisi.

"Ketika salah satu kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah duduk, maka hilang marah-marahnya. Dan jika tidak hilang maka hendaklah berbaring." (HR. Abu dawud)

3. Redam ego.

Orang marah biasanya karena egonya naik, cobalah untuk merendahkan ego serendah-rendahnya, insya Allah emosi kita bisa terkendali.

Semoga nasehat-nasehat yang disadur dari kalamullah dan hadith-hadith Rasulullah Saw menjadi penyejuk hati bagi yang ingin marah, dan bagi yang sedang marah, bersabarlah, karena sabar itu separuh dari Iman. Karena sabar akan senantiasa menjadikanmu mulia disisi Robbul Izzati, Allah jalla wa'ala. Semoga bermanfaat!

Wallahu a'lam bish showab, Walhamdulillahi robbil a'lamin..

KUTIPAN : Muhammad Jibriel Abdul Rahman
Sumber: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=190246381007435&set=a.179640082068065.39272.100000662222726&type=1

SIFAT LEMAH LEMBUT



AR-RIFQ (SIFAT LEMAH LEMBUT) ADALAH PERHIASAN SEORANG MUSLIM)

Ar-Rifq adalah sifat lemah lembut di dalam berkata dan bertindak serta memilih untuk melakukan cara yang paling mudah. (Fathul Bari syarh Shahih Al Bukhari)

Sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk berhias dengan sifat yang sangat mulia tersebut, karena ia merupakan bagian dari sifat-sifat yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dengannya pula merupakan sebab seseorang dapat meraih berbagai kunci kebaikan dan keutamaan. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sifat lemah lembut, maka ia tidak akan bisa meraih berbagai kebaikan dan keutamaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan hal ini kepada ‘Aisyah-istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ

“Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut yang mencintai kelembutan dalam seluruh perkara.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Sebagaimana disebutkan pula dalam sebuah hadits:

مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ

“Orang yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, maka ia dijauhkan dari kebaikan.” (HR.Muslim)

Keutamaan sifat Ar-Rifq

Sebagaimana telah diterangkan diatas bahwa sifat Ar-Rifq (lemah lembut) merupakan sifat yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan juga dengannya akan bisa meraih segala kebaikan dan keutamaan. Dengannya pula akan melahirkan sikap hikmah, yang juga merupakan sikap yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dalam berkata dan bertindak.

Dikisahkan dalam sebuah hadits bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk-duduk bersama para shahabat radhiyallahu ‘anhum di dalam masjid. Tiba-tiba muncul seorang ‘Arab badui (kampung) masuk ke dalam masjid, kemudian kencing di dalamnya. Maka, dengan serta merta, bangkitlah para shahabat yang ada di dalam masjid, menghampirinya seraya menghardiknya dengan ucapan yang keras. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka untuk menghardiknya dan memerintahkan untuk membiarkannya sampai orang tersebut menyelesaikan hajatnya. Kemudian setelah selesai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta untuk diambilkan setimba air untuk dituangkan pada air kencing tersebut. (HR. Al Bukhari)

Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil ‘Arab badui tersebut dalam keadaan tidak marah ataupun mencela. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menasehatinya dengan lemah lembut:

“Sesungguhnya masjid ini tidak pantas untuk membuang benda najis (seperti kencing, pen) atau kotor. Hanya saja masjid itu dibangun sebagai tempat untuk dzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al Qur’an.” (HR. Muslim)

Melihat sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang demikian lembut dan halusnya dalam menasehati, timbullah rasa cinta dan simpati ‘Arab badui tersebut kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka ia pun berdoa: “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorangpun bersama kami berdua.” Mendengar doa tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa dan berkata kepadanya:

“Kamu telah mempersempit sesuatu yang luas (rahmat Allah).” (HR. Al Bukhari dan yang lainnya)

(Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa doa Arab badui tersebut diucapkan sebelum ia buang air kecil. Wallahu a’lam)

Perhatikanlah wahai para pembaca yang kami hormati!

Betapa hati manusia itu, pada asalnya, adalah cenderung kepada sikap yang lembut dan tidak kasar. Betapa indah dan lembutnya cara pengajaran dari tauladan kita shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap seorang yang belum mengerti. Dengan sikap hikmah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akhirnya melahirkan rasa simpati dan membuka mata hati Arab badui tersebut dalam menerima nasehat. Berbeda halnya tatkala perbuatannya tersebut disikapi dengan kemarahan, yang akhirnya melahirkan sikap ketidaksukaan. Hal ini bisa dilihat dari perkataannya: “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorangpun bersama kami berdua.”

Selalu memberikan kemudahan kepada orang lain dan tidak mau mempersulit urusan merupakan ciri khas akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kata beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِيْنَ

“Hanya saja kalian diperintah untuk memudahkan dan bukan untuk mempersulit.” (HR.Al Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan:


إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ

“Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi mencintai kelembutan. Dia memberikan pada sifat kelembutan yang tidak diberikan kepada sifat kekerasan, dan tidak pula diberikan kepada sifat-sifat yang lainnya.” (HR. Muslim)

Hadits ini mengandung makna keutamaan sifat lemah lembut, anjuran untuk berakhlak dengannya, serta tercelanya sifat kasar dan keras. Sesungguhnya sifat lemah lembut merupakan sebab untuk meraih segala kebaikan.

Makna lafazh hadits, “Dia (Allah subhanahu wa ta’ala, pen) memberikan sesuatu pada sifat lemah lembut yang tidak diberikan kepada sifat kekerasan“, yakni bahwa dengan sifat lemah lembut tersebut, seseorang dapat melakukan perkara-perkara yang tidak akan bisa dilakukan dengan sifat yang menjadi lawannya yaitu sifat keras dan kasar. Ada yang mengatakan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan pahala pada sifat lemah lembut, yang tidak diberikan pada sifat yang lainnya.

Dengan sifat lemah lembut yang ada pada diri seseorang, dapat menyelamatkannya dari api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ هَيِّنٍ سَهْلٍ

“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang diharamkan dari neraka atau neraka diharamkan atasnya? Yaitu atas setiap orang yang dekat (dengan manusia), lemah lembut, lagi memudahkan.” (HR. Tirmidzi)

Ar-Rifq merupakan sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim, terkhusus seorang da’i

Termasuk diantara akhlak-akhlak yang harus dimiliki oleh seorang da’i yang berdakwah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala adalah bersikap lapang dada, menampakkan wajah yang ceria dan bersikap lemah lembut kepada saudaranya sesama muslim.

Sifat tersebut akan mendorong untuk lebih mudah diterimanya dakwah seseorang tatkala ia menyeru ke jalan Allah subhanahu wa ta’ala.

Bahkan terhadap orang kafir tertentu, terkadang perlu untuk bersikap lemah lembut dalam rangka melembutkan hati mereka untuk tertarik masuk ke dalam Islam. Telah diketahui bahwasanya Islam adalah sebuah agama yang ringan dan mudah bagi pemeluknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Setiap orang yang berusaha mempersulitnya pasti akan kalah. Maka bersikap luruslah, mendekatlah kepada kesempurnaan, dan berilah kabar gembira, serta ambillah sebuah kesempatan pada pagi hari, petang serta sebagian dari malam.” (HR. Al Bukhari)

Islam juga memerintahkan kepada pemeluknya untuk bermuamalah dengan sifat lemah lembut kepada sesama manusia, dan bahkan terhadap binatang ternak sekalipun. Sebagaimana dalam hadits:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah mewajibkan untuk berbuat baik atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya (ketika hendak menyembelih), dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim)

Ketika seorang mukmin telah berhias dengan kelemahlembutan, maka akan membuahkan pada dirinya sikap kasih sayang kepada orang lain, dan akan melahirkan pada diri orang lain sikap kecintaan dan keridhaan, serta menumbuhkan sikap segan dari pihak lawan kepada dirinya. Sebaliknya, dengan sikap keras, kaku dan kasar akan membuat lari dan menjauhnya manusia, dan semakin mengobarkan api kebencian dari orang-orang yang menanam benih kebencian kepada dirinya. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

“Sesungguhnya sifat lemah lembut tidaklah berada pada sesuatu kecuali akan membuat indah sesuatu tersebut dan tidaklah sifat lemah lembut dicabut dari sesuatu kecuali akan membuat sesuatu tersebut menjadi buruk.” (HR. Muslim)

Kesimpulannya adalah sepantasnya bagi seorang da’i untuk menghiasi dirinya dengan sifat Ar-Rifq didalam memerintahkan kepada perkara yang ma’ruf (kebaikan) dan melarang dari yang mungkar.

Namun, yang perlu diperhatikan bahwa sifat Ar-Rifq tidaklah menunjukkan kelemahan atau ketidaktegasan seseorang dalam berkata dan bertindak. Bahkan dalam sifat Ar-Rifq sendiri, sebenarnya telah mengandung sikap tegas dalam amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran). Dan tidaklah sikap tegas itu identik dengan sikap keras atau kasar. Dalam keadaan tertentu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersikap tegas dan keras. Diantara contohnya:

- Celaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap perbuatan memanjangkan sholat tanpa memperhatikan keadaan orang-orang yang berma’mum. (HR. Al Bukhari)

- Sikap keras beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap orang yang makan menggunakan tangan kiri ketika diperintah untuk makan menggunakan tangan kanan. (HR. Muslim)

- Perkataan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Celaka kamu” terhadap orang yang berlambat-lambat melaksanakan perintah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menaiki unta. (HR. Al Bukhari)

- Kerasnya sikap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap orang (laki-laki) yang memakai cincin emas, setelah ia tahu bahwa perkara itu adalah perkara yang diharamkan. (HR. Muslim)

Sifat Ar-Rifq dalam menghadapi kerasnya problem kehidupan

Dan diantara pedoman dan kaidah syar’i yang harus dipegang teguh dalam menghadapi kerasnya problem (fitnah) dalam kehidupan adalah hendaknya kita menghadapinya dengan sifat Ar-Rifq (lemah lembut), At-Ta’anni (tidak tergesa-gesa), dan Al Hilm (santun).

Maka hendaknya kita bersikap lemah lembut dan tenang/tidak tergesa-gesa dalam segala urusan dan janganlah menjadi orang yang mudah marah. Janganlah kita menjadi orang yang tidak mempunyai sifat ar-rifq, karena dengan sifat ar-rifq selamanya tidaklah akan membuat seseorang itu menyesal, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Tidaklah sifat ar-rifq tersebut berada dalam suatu perkara kecuali akan memperindahnya.

Wallahu a’lam bishshowab.

sumber: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=126218247456572&set=t.100000662222726&type=1

Sabtu, 07 Mei 2011

7 PENYEBAB DOSA KECIL MENJADI DOSA BESAR


7 PENYEBAB DOSA KECIL MENJADI DOSA BESAR.

Besar dan kecilnya dosa dimata Allah tidak mesti di karenakan dosa tersebut termasuk kategori dosa besar atau kategori dosa kecil, sesungguhnya besar dan kecilnya dosa sangat bisa ditentukan oleh sikap, perilaku dan pelaku dosa itu sendiri. Inilah tujuh sebab yang akan menyebabkan dosa-dosa kecil menjadi dosa besar.



1. Meremeh – temehkan dosa

Ja...ngan pernah mentang – mentang, hanya karena melakukan dosa kecil lalu enggan meminta ampun/mengucap istighfar bahkan sekedar menyesalpun tidak. “Kalian menganggap remeh (dosa) tersebut, padahal hal itu termasuk perkara besar menurut pandangan Allah.”(QS An Nur 15). Rasulullah bersabda: “Waspadalah terhadap sikap meremehkan dosa, karena kapan saja seseorang melakukan hal tersebut, maka dia akan binasa.” (HR Ahmad, At Thabarani dan Al Baihaqi)



2. Merasa aman terhadap siksa Allah.

Yaitu ketika pelaku dosa kecil terbuai dengan kemurahan Allah dalam menutupi dosa. Ia tidak

sadar bahwa itu adalah penangguhan dari Allah untuk-nya. Bahkan ia menyangka bahwa Allah

sangat mengasihinya dan memberi perlakuan lain kepadanya. “Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu.” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (Al- Mujadalah:8 )



3. Merasa senang atau beruntung dengan dosa itu.

Sikap seperti ini sudah sangat umum kita saksikan di keseharian kita. Contohnya sangat banyak, para koruptor, perampok, pencuri, penjudi, pezina, pemerkosa, penyuka togel, biang gosip, tukang fitnah dll. Mereka – mereka ini pasti akan senang dan merasa beruntung jika aksi – aksi mereka berhasil. Bahkan tidak jarang saat melakukannya mereka ketawa – ketawa dengan senangnya. “Barangsiapa berbuat dosa sambil tertawa, niscaya ia akan masuk neraka seraya menangis.” (HR Abu Naim)



4. Dosa yang dilakukan terus menerus.

Sekecil apapun dosa tapi jika selalu dilakukan, lama – lama dosa itu akan menjadi besar dan akhirnya menutupi kejernihan hati. Rasulullah saw telah bersabda: “Berhati-hatilah kalian terhadap dosa kecil, sebab jika ia berkumpul dalam diri seseorang akan dapat membinasakannya.” (HR Ahmad dan Thabrani dalam Al Awsath). Seorang sahabat Rasulullah berkata, “Tidak dianggap dosa kecil jika terus menerus dan tidak dianggap dosa besar jika disertai dengan istighfar.” (Ucapan ini dinisbatkan kepada Ibnu Abbas ra berdasarkan atsar yang saling menguatkan satu dengan yang lain (ithaf as-sa ’adah al-muttaqin 10/687))



5. Meng-ekspos dosa

Meng-ekspos di sini bisa berarti melakukan dosa dengan terang – terangan atau menceritakan/membongkar dosa yang telah dilakukan yang sebenarnya telah ditutup atau dirahasiakan oleh Allah kepada orang lain tanpa rasa malu sedikitpun. Menceritakan perbuatan atau melakukan dengan terang – terangan dapat mengundang hasrat orang lain yang mendengar atau melihatnya untuk ikut melakukan perbuatan dosa itu. Jadilah dua macam dosa terkumpul menjadi satu sehingga konsekuensinya menjadi lebih berat. Jika masih ditambah lagi dengan anjuran atau ajakan kepada orang lain untuk melakukannya, serta penyediaan sarana untuk melakukannya, maka jadilah empat kejahatan dalam satu perbuatan. Urusannya pun menjadi semakin jelek.



Rasulullah saw bersabda: ”Seluruh umatku akan dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam dosa (al mujahirun), termasuk terang-terangan dalam dosa ialah seorang hamba yang melakukan dosa dimalam hari lalu Allah menutupinya ketika pagi, namun ia berkata: “Wahai fulan aku tadi malam telah melakukan perbuatan begini dan begini !” (HR Muslim).



6. Pelakunya adalah orang alim yang jadi panutan atau dikenal keshalihannya.

Apabila ia melakukan dosanya itu dengan disaksikan orang lain, dosanya menjadi dosa besar. Seperti menggunjing orang atau berkata kasar dalam perdebatan atau menyepelekan orang dengan sengaja atau sibuk mempelajari ilmu yang bertujuan hanya untuk mencari kedudukan, seperti ilmu retorika perdebatan. Kesemuanya itu adalah dosa- dosa seorang alim yang cenderung ditiru orang lain. Ketika si alim meninggal dunia, kajahatannya tetap bertebaran di muka bumi dalam jangka waktu yang panjang. Sungguh malang orang yang membawa mati segala keburukannya. Allah berfirman: “Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.” (Yasin:12)



7. Merasa tidak apa – apa.

Sesuatu perkara mungkar yang mungkin karena telah biasa dan banyak dilakukan orang sehingga dianggap bukan dosa lagi. Misalnya, berdusta saat bersenda gurau atau yang seperti banyak nampak di televisi, cupika cupiki dan peluk – pelukan dengan yang bukan muhrimnya. Dan pelakunya tampak tenang – tenang saja. Sikap seperti ini sangat berbahaya karena cenderung menganggap halal apa yang telah diharamkan Allah. “Dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah) ”. (At Taubah : 29). Aisyah berkata : Rasulullah saw bersabda: “Hai Aisyah berhati – hatilah terhadap dosa – dosa kecil, sebab pasti ada tuntutan dari Allah”.



Kita memang tidak bisa lepas dari dosa tapi juga jangan salah menyikapi dosa sehingga dosa yang sejatinya kecil malah menjadi dosa besar. Ada baiknya selalu kita ingat petuah dari orang bijak : “Janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa, tetapi lihatlah kepada siapa engkau berbuat maksiat. ”



Semoga Allah mengaruniakan Al Furqaan dan menerima taubat kita.

sumber ; http://www.facebook.com/photo.php?fbid=158306304228530&set=t.100000662222726&type=1

KENAPA ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA?....


Pernahkan Anda Bertanya?Kenapa Allah menciptakan manusia?

Assalamualaikum wr.wb.

PERTANYAAN : Kenapa Allah menciptakan manusia? padahal manusia hanya akan merusak, seperti kita ketahui bersama bahwa saat Nabi Adam a.s. diciptakan para malaikat bertanya kenapa manusia diciptakan, padahal mereka hanya akan merusak bumi saja, & Allah SWT menjawab " sesungguhnya aku lebih tahu daripada engakau", disini ane pengen menggali lebih dalam, Kenapa Allah menciptakan manusia? nggak mungkin kan cuma untuk iseng2 aja? bukankah semua ciptaan Allah itu pasti ada faedahnya? jawaban yang pernah ane dapet salah satunya untuk beribadah & bertaqwa pada Allah SWT, saya belum puas dengan jawaban ini, karena tanpa adanya manusia beribadah pun Allah tetap tidak berkurang kemuliaannya & masih tetap Maha Kuasa atas segalanya. Ada pula yang bilang pertanyaan Kenapa Allah mencipta manusia ini adalah pertanyaan yang nggak boleh kita pertanyakan, karena saat malaikat bertanya Allah memberikan jawaban " Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui"....Apa kita harus berhenti disini dan di"paksa" untuk tidak bertanya tentang ini sedangkan dilain pihak kita disuruh beribadah dengan penuh keimanan padahal untuk bisa beribadah dengan khusyuk menurut ane kita mesti tahu kita sedang mengerjakan apa, tujuannya untuk apa.nggak fair kalo kita wajib percaya tanpa diberi penjelasan tentang apa yang kita imani Karena keimananan itu ada di dalam hati & tidak dapat dipaksakan. Jujur hal ini selalu mengganggu pikiran ane waktu shalat.
Ini hanya perbedaan antara robot dan manusia

[1]Kenapa manusia membuat (bukan menciptakan) robot...?

[2] Kenapa Allah menciptakan manusia..?

Jawaban [1]
Karena robot diperintah/dikendalikan (gerakannya, dll) oleh manusia utk apa yg di inginkan oleh si pembuat dan robot tidak bisa berusaha sendiri dan robot tidak mempunyai pegangan utk dirinya melainkan keinginan itu datang dari keinginan si pembuat utk mengingginkan apa yg di inginkannya (manusia/pembuat).

Jawaban [2]
Karena manusia tidak dikendalikan oleh Allah Swt, melainkan Allah Swt Maha Mengetahui apa yg diperbuat manusia dan manusia berusaha sendiri, berdoa saja tanpa berusaha tidak akan mendapatkan apa yg di inginkannya. Dan juga manusia di berikan pedoman utk dirinya agar dirinya (manusia) dari pegangannya itu mendapat petunjuk utk kembali ke diriNya sesuai dari pedoman atau petunjukNya.

Jadi kenapa Allah menciptakan manusia, jawabannya : QS. Al-Baqarah 2:30

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Yang di atas itu hanya perbedaan saja manusia dan robot.

HUKUM BANGUN TIDUR DALAM KONDISI JUNUB, NAMUN KALAU MANDI KHAWATIR WAKTU SHALAT AKAN HABIS


MUNGKIN SELAMA INI AKU DAN ANDA BELUM BEGITU MENGETAHUI TENTANG HUKUM SHOLAT KETIKA SEDANG DALAM KEADAAN JUNUB.


***TERUTAMA MUNGKIN PADA SHOLAT SUBUH.

KEBANYAKAN YANG SERING TERJADI "MIMPI BASAH"KETIKA TERTIDUR LALU SAMPAI MASUK SUBUH JADI PANIK KARENA TAKUT TELAT SHOLAT SUBUHNYA SEDANG IA DALAM KEADAAN JUNUB.

Ketika seseorang bangun tidur dia dalam kondisi junub waktu iqamah shalat fajar. Kalau dia mandi (junub), maka akan luput baginya shalat jama’ah. Apakah dibolehkan baginya berwudhu dan shalat di masjid berjamaah kemudian ketika kembali, dia mandi dan shalat dua rakaat fajar. Ataukah dia mandi (dahulu) meskipun terlewatkan shalat berjamaah?....
==================================================================

Alhamdulillah.
Diharuskan mandi dari junub untuk shalat. Tidak sah shalat baginya hanya sekedar berwudu. Dia tetap diharuskan mandi meskipun khawatir tidak mendapatkan shalat jamaah. Bahkan kalau sekiranya dia bangun terlambat dan khawatir keluar waktu (shalat) kalau dia mandi, mayoritas ulama –dan ini yang benar-  berpendapat bahwa dia tetap diharuskan mandi karena dia dalam kondisi ada udzur.

Waktu baginya adalah waktu ketika dia bangun (tidur) sebagaimana yang diriwayatkan oleh Tirmizi, no. 177. Nasa’i, no. 615. Abu Dawud, no. 437 dan Ibnu Majah, no. 698
dari Abu Qatadah, dia berkata: “Mereka menceritakan kepada Nabi sallallahu’alaihi wa sallam tentang tertidurnya mereka dari (menunaikan) shalat,
maka beliau bersabda:

( إِنَّهُ لَيْسَ فِي النَّوْمِ تَفْرِيطٌ إِنَّمَا التَّفْرِيطُ فِي الْيَقَظَةِ فَإِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ صَلَاةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا ) وصححه الألباني في صحيح الترمذي وأصل الحديث في الصحيحين .

“Sesungguhnya (kehabisan waktu shalat karena) tidur tidak dikatakan melalaikan, akan tetapi yang dianggap melalaikan adalah apabila dia terjaga. Kalau seseorang di antara kalian lupa atau tertidur sehingga ketinggalan shalat, maka lakukanlah shalat ketika dia ingat." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih Tirmizi, haditsnya berasal  dari  dua kitab shahih; Shahih Bukhari dan Muslim).

Ibnu Qudamah berkata ketika menjelaskan pendapat mayoritas ulama: “Jika air ada, akan tetapi kalau dia beruapa mengambil dan mempergunakannya akan menyebabkan waktu (shalat) habis, dia tetap tidak dibolehkan bertayamum, baik dalam kondisi menetap di sebuah tempat atau safar, menurut kebanyakan ulama, di antaranya Syafi’i, Abu Tsaur, Ibnu Munzir dan kalangan rasionalis. Sedangkan menurut Al-Auza’i dan At-Tsauri, dibolehkan baginya bertayamum. Meriwayatkan dari keduanya Al-Walid bin Muslim." (Al-Mughni, 1/166)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Siapa yang baru bangun di akhir waktu shalat dan dia dalam kondisi junub sementara dia khawatir kalau mandi akan keluar waktu (shalat), maka dia tetap  harus mandi, kemudian shalat, meskipun waktu shalat telah habis,  begitu juga bagi orang yang lupa (shalat).”  (Al-Ikhtiyarat Al-Fiqhiyyah)

Maka kami katakan: "Jika anda bangun dari tidur sebelum matahari terbit sektar lima atau sepuluh menit, kalau anda bertayamum anda akan mendapatkan shalat pada waktunya, namun kalau anda mandi maka waktu shalat akan habis. Maka kami katakan, mandilah meskipun waktu shalat habis, karena bagi anda, waktu shalatnya adalah ketika terbangun dari tidur, bukan dari semenjak terbit fajar. Karena anda mempunyai uzur."  (Fatawa Nur ‘Alad Darbi).

Wallahu’alam.

KISAH DARI SA'ID BIN JUBAIR

Sa’id Bin Jubair Dan al-Hajjaj (Kisah Seorang ‘Alim Pemberani Dan Penguasa Kejam).


‘Aun bin Abi Syidad berkata, “Aku mendengar berita bahwa setelah kabar Said bin Jubair sampai ke telinga al-Hajjaj bin Yusuf, Ia mengutus seorang komandan dari penduduk Syam disertai 20 orang pengawal untuk menangkap Said.
Ketika mereka mencarinya tiba-tiba bertemu dengan seorang pendeta yang tinggal di sebuah biara. Mereka menanyakan keberadaan Said kepada pendeta tersebut. Pendeta meminta, ‘Coba kalian sebutkan identitas orang itu!’ Setelah disebutkan ciri-cirinya, pendeta memberitahu alamat rumah orang yang dicari.
Setelah itu, mereka pergi ke tempat yang telah ditunjukkan pendeta. Mereka mendapati Said sedang sujud, kemudian mereka mendekati dan mengucapkan salam kepadanya. Said bangun dari sujud untuk menyelesaikan shalatnya kemudian menjawab salam mereka.
Mereka berkata, ‘Kami disuruh al-Hajjaj untuk menangkapmu, maka menyerahlah.’ Said membaca Tahmid, memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, lalu berjalan dalam pengawalan mereka sampai tiba di biara sang pendeta.
Pendeta berkata, ‘Segeralah kalian naik ke tingkat rumah sebelum malam datang, sebab singa jantan dan betina biasa mengelilingi biara ini!’ Mereka pun mengikuti perintah pendeta. Adapun Said, dia enggan masuk biara.

Para pengawal berkata, ‘Pasti kamu ingin melarikan diri!’
Said menjawab, ‘Tidak. Hanya saja saya tidak akan pernah memasuki rumah orang musyrik.’
Mereka berkata, ‘Kami tidak mungkin membiarkanmu begitu saja, nanti kamu dimakan singa sehingga kamu mati.’
Said menjawab, ‘Tidak mengapa! Allah senantiasa menyertaiku, Dialah Dzat yang akan menghindarkankanku dari serangan, bahkan akan menjadikannya sebagai pelindung di sekelilingku. Insya Allah singa itu akan melindungiku dari segala kejahatan.’

Pengawal bertanya, ‘Apakah kamu seorang Nabi?’
Said menjawab, ‘Aku bukan Nabi! Aku hanyalah seorang hamba dari hamba-hamba Allah, manusia yang biasa berbuat salah dan dosa.’


Pendeta berkata, ‘Berilah aku jaminan, yang bisa membuat aku percaya!’
Para pengawal meminta kepada Said agar memenuhi permintaan pendeta.
Said berkata, ‘Aku berjanji demi Allah Yang Mahaagung yang tidak ada sekutu bagiNya, Insya Allah aku tidak akan meninggalkan tempat ini hingga pagi hari.’

Pendeta berkata kepada para pengawal, ‘Naiklah kalian ke tingkat, pasanglah tali panah kalian untuk mengusir binatang buas dari seorang hamba yang shalih ini! ‘

Setelah naik mereka memasang tali panah. Tiba-tiba singa betina datang dan mendekati Said, menggaruk-garukkan dan mengusapkan tubuhnya ke tubuh Said, kemudian duduk di dekatnya. Kemudian singa jantan pun datang dan melakukan sebagaimana yang dilakukan singa betina.

Ketika pendeta menyaksikan kejadian ini dan para pengawal telah turun dari tingkat pada keesokan harinya, sang pendeta bertanya kepada Said tentang ajaran dan sunnah Rasulullah yang dipegangnya. Said menerangkan secara terperinci. Akhirnya sang pendeta pun masuk Islam.

Kemudian komandan dan para pengawal membawa Said untuk berpamitan.
Mereka berkata kepada Said, ‘Kami telah bersumpah setia kepada al-Hajjaj, dan kami tidak bisa melepaskan kamu sebelum kamu dibawa ke persidangan.’

Said menjawab, "Laksanakan! Tidak ada seorang pun yang dapat menolak keputusan Allah".

Mereka membawa Said ke ruang persidangan. Setelah hakim memukul palu dan persidangan selesai, Said berkata, ‘Aku yakin sebentar lagi ajalku tiba. Jatah hidupku telah habis, malam ini, berilah aku kesempatan untuk menyambut kematian dan bersiap-siap menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.’

Di antara mereka ada yang berkata, ‘Dia tanggunganku, Insya Allah jika membantah akan aku serahkan dia kepada kalian.’

Ketika mereka mengunjungi Said, mereka menyaksikan air mata mengalir dari kedua mata Said, rambutnya kusut, wajahnya pucat. Sejak mereka menangkapnya, Said tidak pernah makan, minum maupun tertawa.
Mereka bertanya, ‘Bagaimana siksaan yang menimpamu karena perbuatan kami? Mintakanlah kami ampunan kepada Tuhanmu kelak di hari mahsyar.’ Lalu mereka meninggalkan Said. Kemudian Said mandi, keramas dan mencuci bajunya.
Menjelang pagi, pengawal Said datang lagi untuk membawanya menghadap al-Hajjaj, Setibanya di tempat al-Hajjaj, dia bertanya, ‘Apakah kalian menghadapku dengan membawa Said bin Jubair?’

Mereka menjawab, ‘Ya.’ Dia bertanya kepada kami penuh keheranan. Kemudian wajahnya berpaling dari mereka sambil memerintah, ‘Suruh dia masuk ke ruanganku!’ Setelah dimasukkan ke ruangannya, al-Hajjaj bertanya, ‘Siapakah namamu?’

Said Menjawab, ‘Said bin Jubair (orang yang bahagia anak orang yang kuat).’


Al-Hajjaj berkata, ‘Engkau adalah Syaqiy bin Kasir (orang yang sengsara anak orang yang hancur)!’

Said Menjawab, ‘Ibukulah yang lebih tahu maksud dia memberi nama aku seperti itu daripada kamu!’


Al-Hajjaj berkata, ‘Engkau sengsara dan menyengsarakan ibumu!’

Said menjawab, ‘Ini adalah perkara gaib, yang hanya diketahui oleh orang selain kamu.’


Al-Hajjaj berkata, ‘Duniamu akan aku ganti dengan kobaran api. Wahai Said, pilihlah dengan cara apa aku harus menghabisi nyawamu!’

Said menjawab, ‘Wahai al-Hajjaj, pilihlah sendiri, sesuai dengan keinginanmu. Demi Allah, cara apapun yang akan engkau pergunakan untuk menghabisi nyawaku, maka cara seperti itu pulalah yang akan engkau dapati saat kematianmu kelak!’


Al-Hajjaj berkata, ‘Bawa dia pergi, lalu bunuhlah!’

Ketika Said keluar dari pintu ia tertawa. Kejadian ini dilaporkan kepada al-Hajjaj maka al-Hajjaj meminta agar Said dibawa masuk kembali.


Al-Hajjaj bertanya, ‘Apa yang membuatmu tertawa?’

Said menjawab, ‘Aku heran atas kelancanganmu terhadap Allah, sementara Allah berlemah lembut kepadamu.’
Al-Hajjaj minta agar Said diterlentangkan di atas permadani, lalu berkata, ‘Bunuhlah!’

Said menjawab, ‘Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.’ (Al-An’am: 79).


Al-Hajjaj berkata, ‘Palingkan ia dari arah kiblat!’

Said menjawab, ‘Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.’
(Q.S.Al-Baqarah: 115).


Al-Hajjaj berkata, ‘Telungkupkan wajahnya!’

Said berkata, ‘Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.’ (Thaha: 55).


Al-Hajjaj berkata, ‘Sudah, penggal lehernya!’

Said menjawab, ‘Sungguh aku bersaksi tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan utusanNya. Penggallah, mudah-mudahan kepala ini akan bertemu dengan jasadku di hari kiamat kelak.’ Kemudian Said berdoa, ‘Ya Allah, sepeninggalku ini jangan lagi ada seorang pun yang mati atas kekejamannya.’

Kemudian Said dipenggal di atas hamparan permadani. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat kepadanya.”(Al-Hilyah, 4/291)

Aun bin Abi Syidad berkata, “Berita yang sampai kepada kami adalah bahwa al-Hajjaj hanya hidup 15 hari setelah peristiwa ini. Ia terserang tumor perut. Dokter spesialis didatangkan guna mengoperasi perut dan mengangkat tumor tersebut. Tetapi mereka gagal karena daging yang dijahit lengket dengan darah setelah satu jam dari pelaksanaan operasi. Sadarlah ia bahwa umurnya tidak lama lagi.

Di samping itu terdapat kabar lain bahwa di akhir kehidupan al-Hajjaj, ia selalu memanggil-manggil, ‘Said bin Jubair, apa dosaku padamu, mengapa setiap kali aku ingin tidur kamu selalu menarik-narik kakiku !!” (Al-Hilyah, 4/294)

Kamis, 05 Mei 2011

26 Hal Tentang Fakta Kehidupan

 26 Hal Tentang Fakta Kehidupan: "1. Jangan terpaku masa lalu dan masa depan, tapi tataplah masa kini. Masa lalu sudah lewat, tak akan kembali lagi, masa depan itu belum ter..."

nasehat pernikahan

indahnya dalam rumah tangga

**~Nasehat dalam pernikahan~**


1. KETIKA AKAN MENIKAH Janganlah mencari isteri, tp carilah ibu bg anak-anak kita Janganlah mencari suami, tp carilah ayah bg anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.

3. KETIKA AKAD NIKAH Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa’kan anda, karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan do’a mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tp jg semak belukar yg penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK. Cintailah isteri atau suami anda 100%

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK. Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

10. KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK. Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri

11. KETIKA EKONOMI MEMBAIK Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita

12. KETIKA MENDIDIK ANAK Jangan pernah berpikir bahwa orang a akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita

13. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda.

14. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan. tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ..

15. KETIKA ANAK BERMASALAH Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

16. KETIKA ADA PIL. Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17. KETIKA ADA WIL Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18. KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

19. KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS Gunakanlah formula 7 K 1 Ketaqwaan 2 Kasih sayang 3 Kesetiaan 4 Komunikasi dialogis 5 Keterbukaan 6 Kejujuran 7 Kesabaran Semoga…… … — Semoga diriku & dirimu termasuk hamba yang disayang oleh-Nya.."

Sumber : http://ninafkoe.blogspot.com/2007/07/nasehat-perkawinan.html